Karimunjawa, Singkat Namun Berkesan
Karimunjawa,
saya sudah mengimpikan wisata di kepulauan ini sejak 2010. Dan tibalah
harinya ketika akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di kepulauan ini
pada 14 April 2012 lalu. Siang itu kapal cepat Kartini yang saya
tumpangi dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akhirnya bersandar di
pelabuhan besar Pulau Karimunjawa. Dari dalam kabin kapal saya sudah
mulai bisa mencicipi indahnya pulau tersebut. Air di darmaga tersebut
terlihat jernih, sehingga dasarnya yang berpasir putih dengan ikan-ikan
kecil yang berenang di dalamnya bisa saya lihat dengan jelas. Seketika
lelah perjalanan dari Jakarta serasa sirna dibuatnya.
Saya
merencanakan liburan ini bersama 3 orang teman saya, yaitu Mula, Uci
dan Donny. Karena kami sama sekali buta akan Pulau Karimunjawa ini, maka
kami sepakat untuk mengikuti paket wisata dari salah satu agen wisata.
Paket wisata yang kami ikuti adalah paket untuk 2 hari 1 malam. Di sana
kami menginap di Wisma Wisata, yang dikelola langsung oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Jepara.
Sebelum
kegiatan wisata dimulai, kami makan siang terlebih dahulu. Menu makan
siang kami hari itu makanan yang sudah memperlihatkan kekhasan wisata
bahari, yaitu sotong, ikan, sayur dan sambal, serta es kelapa muda segar
sebagai penutup. Selesai makan kami segera bersiap untuk berwisata.
Sebelum memulai aktivitas wisata di Karimunjawa jangan sampai lupa
menggunakan sun block terlebih dahulu jika tak ingin kulit
tubuh jadi terbakar. Kami bergerak dengan menggunakan kapal motor kecil
dari pelabuhan kecil di dekat alun-alun Kecamatan Karimunjawa, menuju
Pulau Menjangan Kecil. Di sekitar pulau ini banyak ikan-ikan kecil yang
biasa didatangi wisatawan untuk diberi makan remahan roti. Tour guide kami sudah menyiapkan roti untuk dilempar ke ikan-ikan tersebut.
Setelah puas bermain ‘lempar roti’ dengan ikan-ikan lucu tersebut, saatnya untuk snorkeling.
Awalnya saya agak takut untuk terjun ke dalam laut, karena saya memang
tidak terlalu mahir berenang, selain itu penglihatan saya yang rabun
jauh juga cukup membatasi dan kali itu adalah pengalaman pertama saya
untuk snorkeling. Tapi ketika melihat peserta tour lain
yang asik berenang saya jadi penasaran, dan akhirnya saya memberanikan
diri untuk terjun. Dan saya tidak pernah menyesal, karena saya mendapati
pemandangan bawah laut yang sangat indah. Ada gugusan terumbu karang
yang sangat terjaga, dengan ikan-ikan kecil yang berenang lincah. Saya
begitu asyiknya menikmati pemandangan itu sambil mengejar ikan-ikan
kecil tersebut sampai saya salah naik kapal.
Waktu untuk snorkeling
di Pulau Menjangan Kecil selesai, kami bergerak ke Pulau Tengah. Di
sini ada wisma terapung dan kolam untuk penangkaran ikan hiu putih.
Wisatawan diperbolehkan untuk berenang bersama hiu-hiu putih kecil yang
ada di kolam tersebut. Hiu-hiu itu memang jinak, mereka bahkan tidak
mendekati orang yang berenang mendekatinya. Tapi bagi saya, ini
benar-benar menakutkan, sehingga saya sama sekali tidak berani untuk
berenang di kolam tersebut, begitu juga dengan teman saya, Mula. Jadi
kami hanya duduk di pinggir kolam memperhatikan Uci dan Donny yang asyik
berenang bersama hiu-hiu kecil itu.Matahari beranjak turun, kami lalu
bergerak ke Pelabuhan Sahbandar yang berada tidak jauh dari penangkaran
hiu tadi. Di sini kami hanya duduk di darmaga sambil menikmati
pemandangan matahari terbenam.
Malam
pun tiba. Selesai mandi, kami semua menikmati makan malam yang spesial.
Makan malam kami sungguh spesial malam itu. Kami duduk menghadap meja
bundar berpayung rumbai-rumbai yang dihiasi bunga-bunga putih. Menunya
pun spesial, yaitu pindang serani (makanan khas di Karimunjawa),
calamary goreng tepung dengan saos spesial, telur mata sapi, dan teh
manis hangat. Selesai makan, kami berjalan kaki untuk menikmati suasana
pemukiman penduduk Karimunjawa. Kami melewati beberapa toko souvenir di
sana yang tidak terlalu banyak, tapi barang yang dijajakan cukup
variatif, harganya pun relatif murah menurut saya dan masih bisa
ditawar.
Puas
berbelanja souvenir, kami menuju alun-alun. Pada malam minggu,
alun-alun akan menjadi lebih ramai dari biasanya. Di sana ada banyak
pedagang yang menjajakan makanan dengan menggunakan gerobak. Para
pedagang ini juga menyediakan terpal untuk diduduki para pengunjungnya.
Kebanyakan pengunjung di sana tidak lain adalah para wisatawan. Saat itu
kami tergoda untuk mencicipi ikan bakar yang dijajakan oleh salah satu
pedagang, karena kami lihat ikannya masih segar. Maka kami segera
menempati terpal kosong di sekitar si pedagang tersebut. Kami memesan
seekor ikan bakar yang cukup besar dan cumi-cumi. Pesanan kami memang
agak lama datangnya, tapi ketika kami mencicipi rasanya, rasanya tak
rugi menunggu lama. Rasanya benar-benar enak. Ikannya masih segar
dipanggang sempurna dengan campuran bumbu yang pas. Dan yang tak kalah
penting, harganya murah sekali, hanya Rp 40.000,- untuk seekor ikan
bakar, cumi-cumi bakar, dan 6 gelas teh hangat.
Keesokan
paginya kami bangun dengan disambut hujan gerimis. Kami agak sedih,
karena tak bisa menikmati pemandangan matahari terbit. Tapi kami tetap
semangat untuk kegiatan wisata di hari kedua tersebut. Selesai sarapan
kami bergerak lagi dengan kapal motor menuju Pulau Menjangan Besar. Di
sini ada spot snorkeling yang disebut spot Gosong. Ketika tiba
di tempat itu kami sudah bisa melihat keindahan taman bawah laut dari
dalam kapal. Warna-warninya terlihat indah dan menarik untuk dinikmati
dari dekat. Tanpa ragu-ragu lagi saya segera turun. Pemandangan di sini
lebih indah, terumbu karang tersusun lebih berwarna. Langit memang cukup
kelabu hari itu, tapi pemandangan bawah laut itu membuat hari saya jadi
penuh warna.
Selesai
snorkeling kami bergerak menuju Pulau Cemara. Pulau ini adalah pulau
kecil tak berpenghuni. Ketika kami merapat ke pulau ini kami bisa
melihat hamparan pasir putih di pinggirannya, jadi segera saja kami
berhamburan menyusuri pantai cantik itu. Air yang jernih dan hamparan
pasir putih yang berpadu menyajikan pemandangan indah di bawah langit
kelabu siang itu. Gerimis sempat turun ketika itu, tapi sama sekali
tidak melunturkan keindahan pantai tersebut. Malah bagi saya hal
tersebut merupakan sesuatu yang berbeda, karena biasanya orang menikmati
suasana pantai ketika langit sedang cerah berwarna biru, tapi saya bisa
menikmati warna biru laut di tepi pantai kala langit kelabu bersama
gerimis.
Mendekati
tengah hari, langit mulai cerah, walaupun masih banyak awan yang
berarak, kami masih asyik bermain-main di Pulau Cemara. Kami menemukan
banyak bekas cangkang kerang yang unik di pantai itu. Namun bekas
cangkang kerang itu tidak boleh diambil seenaknya, karena Karimunjawa
adalah taman laut nasional, sehingga keindahan dan keasrian dari semua
yang ada di dalamnya harus benar-benar dijaga.
Keindahan
alam Karimunjawa memang belum terlalu banyak diekspos, sehingga
pantai-pantai di sini banyak disebut sebagai pantai yang masih perawan
dan belum terjamah. Saya sungguh berharap, agar keindahan alam di
Karimunjawa dapat terus terjaga dengan baik, seiring dengan
berkembangnya media informasi yang dapat mengakomodasi penyampaian
informasi mengenai potensi wisata Karimunjawa ini.
Hubungi Kami
RESERVASI SEKARANG
0821-3817-2799 📱 082-333-333-102
@karimunjawaopentrip
📝 Testimoni
Visit Karimunjawa