Perjalanan saya dimulai dari terminal bus Purabaya, Surabaya. Ada beberapa bus yang bisa membawa saya langsung ke Jepara. Diantaranya bus Indonesia dan Jaya Utama kebetulan saya menggunakan bus Indonesia. Bus merah ini berangkat dari Surabaya sekitar pukul 20:30 malam. Tarif bus Surabaya-Jepara Rp. 80.000. Bus yang saya tumpangi cukup nyaman dan bersih. Saya hanya terbangun ketika makan dan ketika akan turun (karena memang ngantuk sih…).
Tiba di terminal Jepara, pukul 3:15.
Tiba di terminal Jepara, pukul 3:15.
Sesuai dengan petunjuk tour agent saya, untuk mencapai pelabuhan Kartini, saya harus menumpang becak dengan tarif Rp.15.000. Karena saya tidak menyeberang ke Karimunjawa hari itu juga, saya menginap dulu di Homestay Kota Baru. Kamarnya nyaman, service-nya memuaskan, pemiliknya ramah dan tempatnya hommy. Harga kamar berkisar Rp. 70.000-Rp. 120.000.
Homestay Kota Baru |
Ketika saya baru tiba di homestay tersebut, langit masih gelap, sepi… Saya tidur sebentar dan ketika saya buka mata jam 8:00 pagi, suasana di depan homestay sudah hingar-bingar. Saya tau bahwa homestay ini terletak di dekat kawasan wisata, tapi saya baru sadar bahwa kawasan wisata itu benar-benar di depan hidung saya! Ya…
Saya ada di tengah pusat keramaian! Ketika dini hari saya tiba, saya tidak melihat ada penyu raksasa tepat di depan homestay yang saya tinggali.
…dan saya mulai jalan-jalan saya hari itu…
Kura-kura ocean park |
Pulau Panjang Jepara |
…dan perjalanan saya hari itu pun ditutup dengan nasi campur…
OK, THIS IS THE MAIN STORY….
Sabtu Pagi, Tour Leader kami, beliau sudah mengabarkan keberadaannya di Dermaga Pantai Kartini. Hari itu kami akan menyeberang ke Karimunjawa. I’m SO EXCITED! Saking excitednya, saya merasa cukup kuat menantang ombak. Jadi saya lupakan obat anti mabuk… and it became disaster! perjalanan laut berhasil menguras seluruh harta saya yang tersimpan di perut! Lemas… Setelah menyelesaikan trip ini, saya menyebutnya ‘risiko perjalanan’.
Setibanya di Karimunjawa, hilang semua mual yang tadi saya rasakan… Berganti lapar! hehehehehehe… Eh..bukan! Jernihnya air membuat saya ingin segera berenang! That’s me… Saya begitu cinta laut!
Sisa hari itu belum ada kegiatan dengan tema laut. Hanya bersantai dan berjalan-jalan ke tempat keramaian pulau. Karimunjawa tidak hidup sendiri, tapi ditemani oleh pulau-pulau kecil disekitarnya. Kata guide, total luas Karimunjawa dan pulau-pulau tersebut adalah 110.000 hektar, dihuni 11.000 jiwa.
Untuk Karimunjawa sendiri dihuni 7000 jiwa dan sisanya tersebar di pulau-pulau lainnya, namun ada juga pulau yang tidak berpenghuni.
Pulau ini mendapat asupan listrik dari tenaga disel yang terkadang mati lampu secara mendadak bila beban puncak. Saya sempat mengenakan kaos terbalik karena harus melakukannya dengan minim penerangan… Dasar anak kota! Ketika listrik datang, hingar-bingar pun dimulai.
Sebenarnya ini bukan kali pertama saya pergi ke pulau dengan listrik yang hanya pas pasan seperti ini. Pulau Derawan juga begitu. Setiap rumah di 2 pulau ini, pasti memiliki speaker aktif ukuran panggung hiburan.
Bahkan ada yang lebih tinggi dari saya! The loudest part of the earth is HERE! Dari Evi Tamala sampai Rhoma Irama… Membahana di seluruh penjuru pulau! Meriah! Bahkan ada yang berkaraoke dengan nada dasar U=do…
Hari itu kami akhiri dengan makan malam di alun-alun (yang hanya ramai ketika ada wisatawan berkunjung)…
SNORKELING
My FAVORITE PART of ALL!!! Sebetulnya guide sempat sebutkan pulau-pulau apa saja yang kami kunjungi hari itu, tapi saya uapkan nama-nama pulau itu dari otak saya… Entah kenapa saya menjadi tidak peduli dengan nama-nama pulau tersebut. Semua sama indahnya dan saya tau beda indahnya tanpa ingat namanya… aneh…, maaf ya… :)
Kami berangkat dari homestay pukul 8:00 Pagi. Berbekal semangat, sunglasses dan sunblock. Pulau pertama yang kami tuju, waktu tempuhnya 45 menit dari Karimunjawa. Pola jelajah kami hari pertama dan kedua relatif sama. Pulau pertama adalah pulau terjauh dengan jarak tempuh terlama, untuk snorkeling, pulau kedua tempat kami bereksplorasi dalam pulau dan makan siang, tujuan ketiga dan keempat biasanya hanya spot snorkeling saja.
Kelemahan saya setiap snorkeling adalah speechless ketika sampai di perahu dan atau daratan. Saya cuma bisa bilang “Subhanallah…”, “Allahuakbar…”, “Gorgeous…”, “Beautiful…”,dan “Amazing…”. Keterbatasan saya adalah kosakata yang minim untuk hamparan keindahan yang terindera. Jangan minta saya membandingkan 3 pulau yang pernah saya lihat, rasakan dan selami keindahannya. Tidak pantas rasanya manusia membandingkan keindahan yang diciptakanNYA hanya untuk dinilai satu lebih bagus dari yang lain.
Mari kita bicarakan hewan lautnya saja… Ikan dengan warna neon banyak berenang disini. berbagai macam bentuk, ukuran dan warna. Ikan Badut favorite saya tidak nampak selama saya disana… Tapi ada varian ikan yang baru saya temukan disini dan tidak di laut lainnya. Yang terpikir oleh saya pada saat itu adalah frill. saya sebut saja ikan frill. It’s cute! Warnanya coklat. Maaf kalau saya punya nama sendiri… Nanti kalau saya temukan namanya, tulisan ini akan saya update.
Terumbu karang relatif sama jenisnya dimanapun lautnya dan selalu cantik menghibur. Menurut guide, lagi, dalam jangka waktu 2 tahun terakhir, 68.000 hektar terumbu karang di Karimunjawa rusak. Diduga tersentuh dan terinjak wisatawan yang menyelam.
- Kalau menurut Anda terumbu karang itu indah, cukup dilihat, jangan disentuh! Terumbu karang yang disentuh, akan menyerap panas tubuh kita, gosong dan akhirnya patah. Patahan ini tidak akan tumbuh lagi. Tambahan dari saya, beberapa jenis terumbu karang ketika disentuh atau tersentuh, mengeluarkan zat yang kadang menyebabkan alergi pada kulit Anda, so do NOT even touch it!
- Bila Anda ingin istirahat ditengah snorkeling Anda, naiklah ke kapal atau pijaklah batuan yang ada di antara terumbu karang. Biasanya teksturnya lebih rata, tidak berduri atau tajam dan bentuknya bongkahan relatif besar.
Bayangkan bila kerusakan itu terus terjadi dan Anda baru sempat ke Karimunjawa 2 tahun dari sekarang, YOU WILL GOT NOTHING FROM YOUR TRIP! AWFUL…
Tempat yang wajib dikunjungi adalah kolam hiu. Hiu-hiu ini sudah manusiawi! Sudah tidak kaget kalau harus berenang dengan manusia. Merasa manusia kali ya…? Hehehehehe… Ada 2 kolam dengan 2 jenis hiu yang berenang didalamnya. Hiu Hitam dan Hiu Putih. Ukuran mereka termasuk baby dan teenagers.
WARNING: Bila punya luka berdarah, JANGAN masuk ke kolam hiu ini!
Pertama saya masuk ke kolam Hiu Hitam. Menurut saya, lebih menakutkan. Mereka sangat aktif berenang dibawah kaki anda. Hiu Hitam ini ada yang berukuran remaja. Besarnya kira-kira seukuran kaki saya, dari paha hingga tungkai. Lalu saya pindah ke kolam Hiu Putih. Mereka lebih banyak yang baby dan lincah. Berkeliling dipinggang saya… OLALA! Rasakan sendiri sensasinya!
END of THE TRIP
Saya mendapat trip tambahan dari guide, ke bukit! Karimunjawa is not all about underwater but also mountain. Guide mengisahkan bahwa Karimunjawa berasal dari kata “Kremun soko Jowo”. Cerita tentang Sunan Muria yang menyebarkan agama Islam ke pulau Karimunjawa.Guide told me a lot but I forgot as well… Tokoh-tokohnya saya ingat, Sunan Muria, Istrinya dan Sunan Nyamplungan, tapi sequence ceritanya, jangan tanya…
“Hidup cuma numpang snorkeling. Nikmati indahnya, telan air asinnya, maknai mabuk lautnya…”
–dita–
Hubungi Kami
RESERVASI SEKARANG
0821-3817-2799 š± 082-333-333-102
@karimunjawaopentrip
š Testimoni
Visit Karimunjawa